inijambi.com, Tanjabtim – Malam debat pertama antara pasangan calon Dillah-MT dan Laza-Aris berlangsung dengan penuh ketegangan dan sorotan publik yang tinggi. Di tengah sorakan pendukung dan sorotan kamera, terkuak fakta mengejutkan mengenai slogan unggulan Dillah-MT, yaitu “MERATA”. Slogan ini selama ini digadang-gadang sebagai janji untuk membangun daerah secara adil dan merata, tetapi kebenaran di balik janji tersebut mulai terungkap.
Dalam momen krusial debat, Muslimin Tanja, pasangan Dillah Hick, dengan tegas menyampaikan bahwa seolah program-program yang dijanjikan oleh Dillah-MT tidak mencerminkan konsep “MERATA” yang mereka gemborkan selama ini. contoh konkret misalnya, bantuan excavator yang hanya diterima oleh lima kecamatan dan 22 desa. Sementara itu, kecamatan dan desa lainnya, yang juga memerlukan bantuan serupa, harus gigit jari dan merasa terabaikan.
“Janji untuk membangun secara merata tidak terlihat nyata dalam implementasinya. Jika hanya segelintir kecamatan yang mendapatkan bantuan, bagaimana mungkin kita bisa percaya akan adanya pembangunan yang merata untuk semua?” ungkap Hardi, salah satu warga Sabak Barat.
Fakta ini jelas memukul balik retorika yang selama ini digaungkan oleh Dillah-MT, yang berusaha menunjukkan diri sebagai pasangan yang peduli pada semua lapisan masyarakat. Namun, dengan bukti konkret yang dipaparkan dalam debat tersebut, kesan bahwa janji-janji mereka hanya lip service semakin kuat.
Penonton di studio debat pun menyaksikan dengan penuh perhatian, menyadari bahwa janji-janji yang bersinar sering kali menutupi kenyataan yang lebih kelam. Pihak Laza-Aris, dengan percaya diri, menggunakan momen ini untuk menegaskan komitmen mereka terhadap pembangunan yang lebih inklusif dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sebagai hasilnya, debat ini tidak hanya menyoroti perbedaan visi dan misi antara kedua pasangan calon, tetapi juga menambah catatan kritis bagi Dillah-MT. Dengan terungkapnya fakta ini, masyarakat semakin penasaran untuk mengetahui apakah janji-janji yang diusung selama ini bisa diimplementasikan dengan baik atau sekadar menjadi angan-angan belaka.
Di tengah harapan dan keraguan, pemilih kini dihadapkan pada pilihan yang harus bijak, apakah mereka akan terus mendukung Dillah-MT dengan janji yang tak terwujud, atau beralih kepada pasangan yang menawarkan visi pembangunan yang lebih nyata dan merata.(*)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari.