Oleh: Arwin Saputra
“Politik selalu dinamis, dan setiap musim kompetisi politik, peta koalisinya selalu berubah.” Hanta Yudha AR (Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia).
Siapa yang menyangka Romi Hariyanto akan berlabuh ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Partai anak muda yang kita anggap partai kecil yang tidak lolos diparlemen.
Sekelas Romi Hariyanto yang pernah menjabat sebagai Ketua DPRD, dan Bupati Tanjab Timur 2 periode, seharusnya berlabuh ke Partai-partai besar, seperti Partai Demokrat, Nasdem, dan Gerindra. Namun kenyataannya Romi lebih memilih PSI sebagai loncatan politiknya setelah dilengserkan dari jabatan ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten TanjungJabung Timur.
Tentu, Romi punya pertimbangan yang matang, kenapa memilih PSI sebagai kendaraan politiknya. Apa karena PSI dekat dengan kekuasaan?, atau karena Romi tidak punya power untuk memimpin partai-partai besar di Provinsi Jambi?.
Tapi, kita tidak akan membahas mengapa Romi memilih berlabuh di PSI, namun kita akan membahas bagaimana arah politik PSI di Kabupaten TanjungJabung Timur.
Cobaan bertubi-tubi dialami Romi Hariyanto di panggung politik, digantikan Zumi Laza sebagai ketua PAN Tanjab Timur, tidak mendapatkan rekomendasi dari PAN di Pilgub Jambi, dan kalah pada kontestasi pemilihan Gubernur Jambi melawan petahana Al Haris.
Meskipun begitu, Romi tak tinggal diam, secara mengejutkan Romi menerima Surat Keputusan (SK) dari Sekretaris Jenderal DPP PSI, Raja Juli Antoni sebagai ketua DPW PSI Provinsi Jambi.
Apakah Romi bisa membawa PSI berjaya seperti PAN?
Kita ketahui bersama, Romi merupakan politisi ulung di Tanjab Timur, dikenal sebagai politisi ‘petarung’ karena kepiawaiannya memainkan ritme politik, Romi berhasil membawa PAN sebagai partai pemenang baik di Pemilihan Bupati (Pilbup) mau pun di Pemilihan Legislatif (Pileg) di Tanjab Timur.
Di periode pertama menjabat sebagai Ketua PAN, Romi berhasil mempertahankan kursi ketua DPRD dengan prolehan 17 suara dari 30 suara yang diperebutkan, di periode kedua PAN berhasil memperoleh 15 suara.
Artinya, kemampuan Romi di panggung politik di Tanjab Timur tidak diragukan lagi. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah Romi mampu membuat PSI berjaya seperti PAN?
Tentu, jika PSI ingin berjaya di Tanjab Timur, Romi harus mempersiapkan kader-kader terbaik dan potensial untuk bertarung di Pileg. Karena sejauh ini PSI belum memiliki kursi di DPRD Tanjab Timur.
Beberapa alternatif bisa dilakukan Romi, menggaet Kepala Desa yang masa jabatannya akan segera berakhir, atau menggaet kader-kader muda PAN yng menjadi loyalisnya selama ini, seperti Ariandi, Nugraha Setiawan dan lain-lain.
Alternatif lain, Romi bisa menggaet mantan anggota DPRD dari PAN yang tidak terpilih pada pileg kemarin.
Menurut penulis, ini bisa saja terjadi, karena kedekatannya dengan kader PAN, ditambah adanya isu tidak harmonisnya hubungan beberapa anggota DPRD dari PAN dengan ketua DPRD di Tanjab Timur, tentu ini menjadi peluang bagi Romi untuk memboyong politisi-politisi terbaik PAN ke PSI.
Hal itu harus segera dilakukan Romi, karena telah dilengserkan dari ketua PAN dan tidak diberikan rekomendasi untuk ikut bertarung di Pilgub Jambi, membuat citranya tidak baik di mata masyarakat sebagai kader PAN.
Namun, jika Romi mampu memboyong para politisi PAN untuk bergabung ke PSI, Artinya, Romi membuktikan bahwasanya melengserkan dirinya dari jabatan ketua PAN adalah kesalahan besar.
Bersambung
Tulisan Berikutnya,
Membaca Arah Politik PSI di Tanjab Timur ‘Perebutan Ketua’ yang Lama atau yang Baru?
Tinggalkan Balasan