Inijambi.com | Jakarta– Di panggung energi nasional, satu nama dari Jambi ujung timurnya pulau Sumatera kini tak bisa lagi diabaikan.
Al Haris, Gubernur Jambi, melangkah mantap menembus batas administratif provinsi menyusup masuk ke jantung percakapan strategis antar pemangku kepentingan energi Indonesia.
Terpilihnya Al Haris sebagai Ketua Umum Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) bukan hanya simbol pengakuan, tapi juga penegasan posisi: bahwa ia bukan lagi sekadar pemain daerah. Ia kini menjadi aktor nasional di sektor paling strategis republik energi.
Pemilihan Al Haris sebagai ketua umum ADPMET ini terjadi dalam Musyawarah Nasional ke-V Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) yang digelar di JW Marriott Jakarta, Kamis (10/07/2025).
MUNAS ADPMET ke V ini adalah sebuah forum yang mempertemukan para kepala daerah penghasil energi, migas, dan potensi terbarukan dari berbagai penjuru negeri. Dan di tengah para pemimpin itu, nama Al Haris muncul sebagai sosok yang menyatukan, menyuarakan, dan memimpin. Ia tidak datang dengan gebrakan. Ia datang dengan rekam jejak.
“Beliau bukan sosok asing. Sudah lama malang melintang di dunia politik nasional, dan mampu menyatukan suara para gubernur se-Indonesia,” ujar Kang Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, di hadapan forum.
Sebuah pernyataan yang tidak sekadar basa-basi, melainkan peneguhan terhadap figur yang perlahan namun pasti membangun pengaruh dari bawah tanpa riuh, tanpa retorika kosong.
Al Haris bukan pemimpin yang suka mencari sorot lampu, tapi langkahnya selalu mengarah ke titik-titik strategis: memperjuangkan keadilan bagi daerah penghasil SDA, memperkuat sinergi antar gubernur, serta membangun narasi energi yang inklusif, adil, dan berbasis kepentingan rakyat.
Jambi, provinsi yang selama ini menjadi penyumbang besar migas dan energi nasional, sering kali berada di belakang layar dalam kebijakan pusat. Tapi kini, suara dari Jambi tidak lagi lirih. Suara itu telah naik ke panggung utama, dan Al Haris menjadi corongnya.
Melalui ADPMET, ia tidak hanya memimpin organisasi, tetapi juga mengorkestrasi poros baru kekuatan daerah yang berbicara dalam satu bahasa: keseimbangan antara pusat dan daerah. Ia bukan menggugat, ia menata. Ia tidak menantang, ia merangkul.
Kini, dengan mandat nasional yang ia emban, Al Haris berdiri di simpul penting republik: menghubungkan kepentingan daerah dan strategi energi nasional. Ia menyadari betul, bahwa dari bawah tanah tempat minyak dan panas bumi ditemukan, ada harapan rakyat yang harus diperjuangkan. Dan dari atas mimbar nasional, harapan itu kini bersuara.
“Kita harus bersama-sama menentukan tata kelola pertambangan yang baik sehingga sumber daya alam kita ini ditata dengan baik, dikelola dengan baik, regulasinya juga berpihak kepada masyarakat,” Kata Al Haris dengan tegas di hadapan seluruh tamu undangan yang hadir.
Kini Al Haris Bukan lagi pemain daerah, Al Haris adalah aktor nasional energi. Dan panggungnya, kini, adalah Indonesia.
Tinggalkan Balasan