INIJAMBI – Angka korban meninggal dunia paca bencana alama melanda Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) per malam ini, Selasa (2/12) sudah menyentuh angka 744 jiwa.

Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan data terakhir yang disampaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemarin malam (1/12), sebanyak 604 korban meninggal dunia.

Merujuk data yang ditampilkan pada Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera Tahun 2025 pada pukul 20.40 WIB malam ini (2/12), jumlah korban meninggal dunia terus mengalami kenaikan.

Tidak hanya korban meninggal dunia, dashboard tersebut juga menunjukkan jumlah korban hilang secara real time. Yakni pada angka 551 orang.

Baca Juga:  Prabowo Beri Gelar Pahlawan Nasional kepada 10 Tokoh: Gus Dur, Soeharto, hingga Marsinah

Dalam dashboard yang sama, BNPB mengungkapkan bahwa bencana alam yang melanda Aceh-Sebagian Sumatera itu sudah berdampak pada 3,3 juta korban dan menyebabkan 2.564 korban luka-luka.

Angka pengungsi juga sangat tinggi. Yakni 1,1 juta jiwa di berbagai daerah yang tersebar di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Sementara daya rusak bencana itu terhadap infrastruktur juga sangat besar.

Tercatat ada 299 jembatan rusak, 323 unit fasdik rusak, dan ribuan rumah milik warga mengalami rusak berat serta rusak ringan. Dari dashboard itu juga tampak data korban meninggal dunia di Aceh sebanyak 218 jiwa, kemudian korban hilang di Aceh 227 jiwa.

Sementara di Sumbar tercatat 225 korban jiwa dan 161 korban hilang. Kemudian di Sumut 301 korban meninggal dunia dan 163 jiwa hilang.

Baca Juga:  Holding Perkebunan Nusantara Cetak Pendapatan Rp26,24 Triliun di Semester I 2025

BNPB bersama instansi terkait lainnya masih terus mengupayakan penanggulangan bencana dengan melakukan operasi pencarian dan penyelamatan.

Kemudian mendistribusikan bantuan dan logistik untuk korban terdampak bencana. Selain itu, upaya lain yang dilaksanakan oleh BNPB adalah membuka akses jalur darat di beberapa titik. Utamanya pada titik-titik yang sempat putus total.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan bahwa sejumlah personel gabungan masih terus bekerja untuk membuka akses yang menghubungkan Medan dengan Aceh Tamiang.

Termasuk dengan mengerahkan alat berat milik dinas pekerjaan umum setempat. Mereka menyingkirkan material tanah, lumpur, dan puing-puing sisa longsor yang menutup jalan.

“Sejumlah kendaraan roda empat mulai dapat melewati jalur tersebut dengan kecepatan terbatas. Targetnya, besok pagi atau Rabu, 3 Desember 2025, jalur tersebut sudah dapat dilalui secara 100 persen. Pekerjaan hari ini tinggal menyingkirkan beberapa material yang masih menumpuk di pinggir jalan,” kata Abdul Muhari. (*)

Baca Juga:  Tolak Stokfile PT SAS, Jalan Nasional Di Jambi Lumpuh