INIJAMBI – Pemandangan tak biasa menghiasi lapangan Kantor Gubernur Jambi hari ini. Sempat dibayangi cuaca mendung dan ancaman hujan, suasana justru berbalik menjadi cerah ceria seiring dengan tumpah ruahnya massa yang jumlahnya di luar ekspektasi panitia.
Ajang Senam Melayu Nusantara yang digagas oleh KORMI (Komite Olahraga Masyarakat Indonesia) Jambi sukses mencatatkan sejarah baru. Tidak tanggung-tanggung, dari target awal yang hanya berkisar 2.000 hingga 3.000 orang, tercatat mendekati 5.000 peserta memadati lokasi untuk bergerak bersama dalam harmoni budaya Melayu.
Ketua Pelaksana, Dr. Sugi Suhartini, mengungkapkan rasa syukurnya atas kelancaran acara ini. Ia membeberkan bahwa senam yang hari ini viral tersebut bukanlah gerakan instan.
“Persiapan senam ini diciptakan melalui proses panjang selama satu tahun. Melewati penelitian, pembuatan draf, uji coba skala kecil dan besar, revisi berkali-kali, hingga diuji oleh dewan penguji profesional sebelum akhirnya didiseminasikan hari ini,” ujar Dr. Sugi dengan bangga, Rabu (17/12/2025).
Hasilnya, sebuah mahakarya olahraga yang kini resmi memecahkan Rekor MURI dan menyandang predikat “Nusantara”, yang artinya sah dan boleh digunakan oleh seluruh masyarakat di seluruh pelosok Indonesia.
Senam Melayu Nusantara ini tampil unik karena musik pengiringnya merupakan kompilasi apik lagu-lagu Melayu dari berbagai daerah, mulai dari Jambi, Sumatera Selatan, Riau, hingga Kalimantan. Hal ini ditegaskan sebagai upaya menjaga budaya Melayu tetap eksis di tengah perkembangan zaman melalui jalur olahraga.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Jambi yang diwakili oleh Sekda Sudirman. Turut hadir memantau langsung di lapangan, Ketua KORMI Jambi, Edi Purwanto, Kadispora Novriadi, bersama jajaran Inorga, serta ribuan pelajar SMP dan SMA se-Kota Jambi yang tampil energik.
Dengan resminya pemecahan rekor MURI ini, KORMI Jambi berharap Senam Melayu Nusantara menjadi ikon baru olahraga masyarakat. Gerakan yang lahir dari “Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah” ini kini siap menyatukan langkah masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke dalam balutan irama Melayu yang kental.**
Tinggalkan Balasan